EBOOK KURIKULUM KTSP 2006, TERBITAN TAHUN 2008-2009

JUMLAH BUKU DALAM DVD-BSE: 1119 DARI 1331 (YANG TELAH DIUPLOAD DI WEBSITE KEMDIKBUD).

Dapatkan DVD-BSE dengan harga Terjangkau di DVD-BSE WEBSITE. Lebih praktis, Lebih hemat biaya, tidak susah-susah Download di internet. DAN PASTI PUAS. Berminat?? Klik di DVD-BSE atau Hubungi 081338153217

Dan Dapatkan Pula DVD BSE Kurikulum 2013 sebagai bonus pembelian DVD BSE paket Komplit.

Cari Blog Ini

Logika buku pelajaran, guru, dan prestasi siswa

Desember 10, 2008
Premis 1: Sumber belajar utama atau dominan dalam tradisi proses belajar-mengajar di Indonesia adalah guru dan buku pelajaran. Karena itu, mutu hasil belajar siswa terutama bergantung kepada mutu guru dan mutu buku pelajaran.
Premis 2a: Secara umum guru kita kurang bermutu karena berbagai faktor penyebab seperti tingkat kesejahteraan yang rendah, pendidikan calon guru yang kurang bermutu, dan kurangnya pembinaan profesional guru.

Premis 2b: Mutu buku pelajaran penerbit swasta lebih baik daripada buku pelajaran versi Buku Sekolah Elektronik (BSE). Melalui kebijakan pemerintah, cq. Depdiknas yang melarang penerbit menjual buku ke sekolah dan penetapan dana BOS buku untuk membeli BSE, banyak penerbit swasta yang bangkrut dan yang bertahan pun akan mengurangi mutu buku agar terbeli siswa. Jelaslah buku pelajaran sedang dan akan dimonopoli BSE.

Kesimpulan: Secara umum yang akan terjadi sbb:
Guru tak bermutu + buku pelajaran tak bermutu = Merosotnya prestasi atau mutu hasil belajar siswa. Gejala ini akan mulai terlihat pada data menurunnya nilai evaluasi murni (NEM) ujian nasional (UN) 2009 karena banyak siswa di daerah belum memiliki buku pelajaran. Dengan kata lain, jumlah siswa yang tak lulus UN akan meningkat. Hal ini akan lebih jelas terlihat 3 tahun mendatang, yakni di tahun 2011, terutama untuk SMP dan SMA. Sedangkan, SD lebih kemudian karena masa belajar SD 6 tahun.
Padahal, jika guru tak bermutu + buku pelajaran bermutu = prestasi belajar siswa akan tertolong.
Dan harapan ideal kita adalah guru bermutu + buku pelajaran bermutu = prestasi belajar siswa yang ideal.

Gagasan solusi:
Larangan penerbit menjual buku ke sekolah hendaknya dikoreksi karena jaringan toko buku yang belum tersebar ke seluruh Indonesia.
Pemerintah mengoreksi harga eceran tertinggi (HET) Rp 20 000 yang belum memasukkan variabel ongkos distribusi.
Nasib penerbit swasta harus ditolong dari kebangkrutan karena keuntungan dari penjualan buku pelajaran akan digunakan penerbit untuk meningkatkan kualitas buku, menerbitkan buku-buku referensi seperti atlas, kamus, ensiklopedi, buku bacaan, dan buku penunjang lain, pengadaan alat bantu pelajaran dan alat peraga, buku panduan guru, dan membantu pemerintah mengadakan pelatihan bagi guru agar mampu menggunakan buku yang diterbitkan dan sebagai wahana promosi.
eds005wwwfotosearchcomphotos-imagesillustration1
Penerbit akan menggunakan keuntungan penjualan buku pelajaran untuk mengembangkan dan menerbitkan perangkat lunak sumber dan sarana belajar audiovisual atau digital.
Jika monopoli BSE dihentikan dan kebijakan perbukuan dibenahi untuk jangka panjang dalam 5 tahun ke depan kualitas buku pelajaran dan buku sumber lain dan program audiovisuaol di sekolah kita akan menyamai negara-negara lain di wilayah ASEAN, yang memberikan peluang yang sama kepada buku penerbit swasta yang lolos pengesahan pemerintah dan yang tak lolos pengesahan untuk bersaing di pasar serta buku penerbit asing bersaing secara sehat dalam bisnis buku pelajaran.

Sumber: http://sbelen.wordpress.com/tag/buku-sekolah-elektronik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar