(Sawali/27 June 2008) .Depdiknas telah meluncurkan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Ada dua fasilitas yang disediakan dalam website tersebut, yakni Download dan Baca Online. Menurut Mendiknas, Bambang Sudibyo, masyarakat luas dapat mengakses secara gratis buku dalam bentuk elektronik atau ebook melalui website Depdiknas. Guru, murid, pemerintah daerah, ataupun pengusaha diperkenankan untuk mengunduh, meng-copy, mencetak,
menggandakan, bahkan sampai memperdagangkannya. Buku yang diterbitkan
secara online tersebut, menurut Mendiknas, merupakan buku-buku yang
telah dibeli hak ciptanya oleh Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) yang telah dinilai kelayakannya oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Pemerintah menargetkan untuk membeli sebanyak 200 hak
cipta buku pada Agustus 2008.
Di
tengah wacana pembelajaran elektronik yang kini tengah hangat
diperbincangkan, langkah Depdiknas lewat BSE-nya memang bisa dibilang
sebagai terobosan yang jitu dan visioner. Melalui BSE, masyarakat luas
yang memiliki fasilisitas internet dapat mengunduh dan membaca buku-buku
teks, mulai jenjang SD hingga SMA/SMK, secara gratis. Bahkan, mereka
yang memiliki naluri bisnis, bisa memanfaatkan fasilitas tersebut jadi
memiliki nilai jual.
Di tengah mahalnya harga buku yang dinilai memberatkan orang tua/wali
murid, BSE bisa dianggap sebagai upaya untuk menyiasati kegelisahan
orang tua. Bayangkan saja, di SMP ada sekitar 12 mata pelajaran. Kalau
harga sebuah buku, misalnya Rp30.000,00, praktis setiap awal tahun
pelajaran orang tua mesti mengeluarkan uang dari koceknya sebesar
Rp360.000,00. Itu baru alokasi dana untuk membeli buku, belum terhitung
pengeluaran untuk membayar SPP, seragam, atau keperluan sekolah yang
lain. Memang, selama ini pemerintah telah memberikan Bantuan Operasional
Sekolah (BOS). Namun, tak sedikit sekolah yang masih tetap memungut
biaya dengan dalih macam-macam. Begitulah kenyataan “pendidikan biaya
tinggi” yang mesti dihadapi oleh orang tua.
Dari sisi ini, kehadiran BSE bisa dianggap sebagai upaya untuk
meringankan beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan buku teks untuk
putra-putrinya. Yang jadi persoalan adalah, sudahkah penyediaan
fasilitas elektronik semacam itu diimbangi dengan intensifnya
sosialisasi dan pelatihan bagi para guru dan siswa?
Kita harus jujur mengakui, kesenjangan desa-kota selama ini masih
sangat lebar. Bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah perkotaan yang
sudah demikian akrab dan mudah dalam mengakses internet, kehadiran BSE
jelas akan memberikan dampak positif dalam mendukung kegiatan
pembelajaran. Di bawah bimbingan guru, para siswa bisa diajak
bersama-sama untuk mempelajari buku secara online, membahas dan
mendalaminya secara bersama-sama, melakukan diskusi secara dialogis dan
interaktif, sehingga atmosfer pembelajaran pun menjadi lebih aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Namun, bagaimana halnya dengan sekolah-sekolah pinggiran yang masih
jauh dari sentuhan internet? Alih-alih koneksi internet, perangkat
komputer saja masih banyak yang belum memilikinya. Sekolah-sekolah
pinggiran semacam itulah yang perlu mendapatkan perhatian dan subsidi
lebih optimal untuk mengatasi lebarnya kesenjangan desa-kota. Selain
itu, website BSE juga belum didukung dengan software yang praktis dan
memudahkan bagi publik dalam mengaksesnya. Proses download dan membaca
online-nya tergolong berat. Dengan menggunakan software adobe flash
player, akses terhadap BSE cenderung melelahkan dan memboroskan
bandwith. Memang tampilannya menarik dan interaktif. Namun, hal itu tak
akan manfaatnya jika masyarakat luas mengalami hambatan teknis dalam
mengaksesnya.
Di tengah peradaban global, memang sudah saatnya sekolah mulai
melirik pembelajaran elektronik sebagai upaya untuk melahirkan
generasi-generasi masa depan yang tidak “gagap” teknologi; generasi yang
mampu berpikir global dan bertindak lokal. Untuk itu, perlu ada
sosialisasi dan pelatihan secara intensif tentang pembelajaran berbasis
Teknologi dan Informasi (TI) kepada para guru agar mampu memanfaatkan
media tersebut secara kreatif dan inovatif. Mudah-mudahan kehadiran BSE
menjadi awal yang bagus dalam mempersiapkan generasi masa depan yang
cerdas, terampil, kreatif, dan beradab, lewat sentuhan teknologi
elektronika yang mencerahkan. ***
Sumber: http://sawali.info/2008/06/27/buku-sekolah-elektronik-terobosan-yang-jitu-dan-visioner/
Sumber: http://sawali.info/2008/06/27/buku-sekolah-elektronik-terobosan-yang-jitu-dan-visioner/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar