Posted on Juni 29, 2008 by rezaervani (Sumber: http://rezaervani.wordpress.com/2008/06/29/beberapa-kelemahan-teknis-mendasar-bse/)
Oleh : Reza Ervani
Untuk lebih dapat dimengerti mengapa ada buruk sangka tentang ketidakseriusan pemerintah menggarap program Buku Sekolah elektronik, berikut beberapa point teknis yang diamati sekilas dari program yang sudah dipublikasikan cukup gencar selama beberapa minggu terakhir.
1. Ukuran file yang sangat besar dalam format pdf.
Tampaknya ada miskonsepsi tentang e-book oleh penyelenggara program. (Coba lihat http://rezaervani.wordpress.com/2008/06/23/e-book-tidak-sama-dengan-pdf/ ; untuk penjelasan lebih lanjut tentang e-book). File yang terlalu besar ini tidak hanya menyusahkan klien ketika mengunduh, tapi juga berdampak semakin tingginya beban server yang memuat e-book BSE. Dan ini tampaknya terbukti dari beberapa laporan yang menyebutkan website tersebut tidak dapat diakses di warnet. Penulis sendiri berulang kali mencoba di kampung dengan GPRS yang aksesnya jauh lebih lambat dan tentu dapat dipastikan kegagalannya.
2. Tidak tersedianya server mirror
Dengan publikasi gencar-gencaran tentang BSE, termasuk di televisi, seharusnya ada antisipasi mebludaknya beban server. Untuk mempermudah proses pengunduhan, seharusnya disediakan server mirror di titik-titik krusial, misalnya di Surabaya atau Makasar untuk Indonesia timur. Tapi tampaknya hal ini tidak masuk dalam perencanaan (atau tidak direncanakan sama sekali)
3. Tidak Lengkap
Dari keterangan 250 buku gratis yang dibeli oleh pemerintah, ternyata tidak semuanya tersedia di BSE. Mudah-mudahan ini cuma masalah waktu.
4. Redefinisi Konsep e-learning
Berulang kali dalam berbagai kesempatan mengisi pelatihan ICT untuk para guru, penulis menekankan bahwa e-learning tidak identik dengan internet. Kalimat “computer network” tidak harus diterjemahkan secara fisik, apalagi mengandalkan backbone jardiknas yang saat ini bandwidth-nya terus-menerus dikurangi, tapi dapat pula diartikan sebagai jaringan sosial. Karenanya distribusi pengetahuan elektronik dalam bentuk CD atau Flash Disk USB dapat jauh lebih efektif, tokh GRATIS kan ?
Anehnya pemerintah justru membuka peluang perbanyakan buku dalam bentuk cetak, dengan harga maksimal 14rb. Terlepas dari ada atau tidak yang mau menerbitkan, ini justru jadi peluang penerbit nakal mengkomersilkan buku yang dimaksud dengan merubah labelnya saja. Untuk di daerah-daerah hal ini sangat rawan, karena fungsi kontrolnya sangat sulit. Hal ini bisa diminimalisir sesungguhnya dengan mengirimkan CD master 250 buku itu ke dinas pendidikan setempat untuk kemudian bisa diperbanyak secara gratis.
5. Bukan Guru atau Siswa yang harus punya laptop, tapi perpustakaan sekolah.
Dengan sedikit bantuan, komputer di perpustakaan sekolah malah bisa difungsikan sebagai server mirror untuk sekolah yang bersangkutan. Jadi optimasi fungsi e-reading di perpustakaan sekolah jauh lebih bermanfaat daripada menunggu semua guru dan siswa punya laptop.
Tulisan ini sangat terbuka untuk diskusi. Atau diskusi dan konsultasi teknis pengembangan di perpustakaan sekolah bisa japri ke penulis di email reza@rezaervani.com
Untuk lebih dapat dimengerti mengapa ada buruk sangka tentang ketidakseriusan pemerintah menggarap program Buku Sekolah elektronik, berikut beberapa point teknis yang diamati sekilas dari program yang sudah dipublikasikan cukup gencar selama beberapa minggu terakhir.
1. Ukuran file yang sangat besar dalam format pdf.
Tampaknya ada miskonsepsi tentang e-book oleh penyelenggara program. (Coba lihat http://rezaervani.wordpress.com/2008/06/23/e-book-tidak-sama-dengan-pdf/ ; untuk penjelasan lebih lanjut tentang e-book). File yang terlalu besar ini tidak hanya menyusahkan klien ketika mengunduh, tapi juga berdampak semakin tingginya beban server yang memuat e-book BSE. Dan ini tampaknya terbukti dari beberapa laporan yang menyebutkan website tersebut tidak dapat diakses di warnet. Penulis sendiri berulang kali mencoba di kampung dengan GPRS yang aksesnya jauh lebih lambat dan tentu dapat dipastikan kegagalannya.
2. Tidak tersedianya server mirror
Dengan publikasi gencar-gencaran tentang BSE, termasuk di televisi, seharusnya ada antisipasi mebludaknya beban server. Untuk mempermudah proses pengunduhan, seharusnya disediakan server mirror di titik-titik krusial, misalnya di Surabaya atau Makasar untuk Indonesia timur. Tapi tampaknya hal ini tidak masuk dalam perencanaan (atau tidak direncanakan sama sekali)
3. Tidak Lengkap
Dari keterangan 250 buku gratis yang dibeli oleh pemerintah, ternyata tidak semuanya tersedia di BSE. Mudah-mudahan ini cuma masalah waktu.
4. Redefinisi Konsep e-learning
Berulang kali dalam berbagai kesempatan mengisi pelatihan ICT untuk para guru, penulis menekankan bahwa e-learning tidak identik dengan internet. Kalimat “computer network” tidak harus diterjemahkan secara fisik, apalagi mengandalkan backbone jardiknas yang saat ini bandwidth-nya terus-menerus dikurangi, tapi dapat pula diartikan sebagai jaringan sosial. Karenanya distribusi pengetahuan elektronik dalam bentuk CD atau Flash Disk USB dapat jauh lebih efektif, tokh GRATIS kan ?
Anehnya pemerintah justru membuka peluang perbanyakan buku dalam bentuk cetak, dengan harga maksimal 14rb. Terlepas dari ada atau tidak yang mau menerbitkan, ini justru jadi peluang penerbit nakal mengkomersilkan buku yang dimaksud dengan merubah labelnya saja. Untuk di daerah-daerah hal ini sangat rawan, karena fungsi kontrolnya sangat sulit. Hal ini bisa diminimalisir sesungguhnya dengan mengirimkan CD master 250 buku itu ke dinas pendidikan setempat untuk kemudian bisa diperbanyak secara gratis.
5. Bukan Guru atau Siswa yang harus punya laptop, tapi perpustakaan sekolah.
Dengan sedikit bantuan, komputer di perpustakaan sekolah malah bisa difungsikan sebagai server mirror untuk sekolah yang bersangkutan. Jadi optimasi fungsi e-reading di perpustakaan sekolah jauh lebih bermanfaat daripada menunggu semua guru dan siswa punya laptop.
Tulisan ini sangat terbuka untuk diskusi. Atau diskusi dan konsultasi teknis pengembangan di perpustakaan sekolah bisa japri ke penulis di email reza@rezaervani.com
Ide Distribsi CD/DVD file sudah cukup baik. Mungkin perlu ide2 lain yang juga brilian. semoga…
http://www.vandha.wordpress.com
Bagi yang merasa file bse dari diknas terlalu besar (contoh Matematika SD kelas 2 besarnya 398MB, saya kecilkan jadi 5 MB, tanpa mengurangi isi), bisa coba download dari homepage saya .. http://www.invir.com (Jumlah ebook akan ditambah terus … server diknas sering sibuk, dan ada beberapa file yang tidak bisa didownload) …
Salam ..
Saat ini tim pengelola BSE.depdiknas.go.id sedang melakukan banyak pengembangan penting mulai dari kecepatan akses, mirror server, dan beberapa hal lainnya.
Kami mengharap bantuan anda agar aplikasi ini semakin bermanfaat. Kritik dan Saran dapat anda disampaikan melalui :
–Kirim Saran [Official]
-> http://bse.depdiknas.go.id/?top=3&mn=2
–Kritik dan saran [Blog saya]
-> http://galih.net/kritik-saran-bse/
Salam Edukasi.
Galih P.
Tim Pengelola BSE