Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
Tribunnews.com - Minggu, 22 Juli 2012 20:34 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Buku sekolah elektronik (BSE) yang disediakan pemerintah harganya lebih murah dibanding buku pelajaran di pasaran. Dengan BSE, harga sangat murah karena tinggal mendownload dari internet.
Hal ini perlu disosialisasikan kepada orangtua murid ditengah banyaknya keluhan terkait harga buku yang semakin memberatkan. Seperti keluhan orangtua murid yang enggan disebutkan namanya, siswa salah satu SMAN 16 Samarinda. Kepada Tribun ia mengaku terkejut dengan list uang buku total sebesar Rp 897 ribu. Bahkan, ia mengaku terkejut dengan adanya uang Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) sebesar Rp 125 ribu perbulan.
"Saya memang tidak bisa ikut rapat komite kemarin karena rumah dikabarkan kebakaran. Waktu adek saya pulang bawa list, lho kok masih ada SPP. Tak ubahnya SPP saya dulu selama masih sekolah, sama saja, bayar perbulan untuk 1 tahun. Dan uang bukunya terasa memberatkan karena yang mau mau kami biayai bukan hanya dia. Tolong pemerintah mencari solusi lain meringankan biaya - biaya ini," katanya.
Menanggapi hal ini, Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail mengakui bahwa kasus seperti ini banyak terjadi dengan berbagai modus sekolah untuk mendapatkan keuntungan dari menjual buku.
"Sebenarnya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menebus hak paten buku penerbit dengan menerbitkan BSE. Tapi BSE tidak familiar di kalangan orangtua. Tidak semua orangtua tahu. Seharusnya, kalau ketua komite itu bagus, momentum ketua komite sekolah yang mendampingi sekolah dan menjadi keterwakilan orangtua harus turut aktif mensosialisasikan. Dan untuk orangtua yang akses internetnya tidak paham dan sebagainya, bisa mengkomunikasikan bahwa buku (materi pelajaran) bisa di copy dari BSE. Sekolah tidak bisa menjual buku, jadi ada kekuatan di luar pemerintah," katanya.
Tribunnews.com - Minggu, 22 Juli 2012 20:34 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Buku sekolah elektronik (BSE) yang disediakan pemerintah harganya lebih murah dibanding buku pelajaran di pasaran. Dengan BSE, harga sangat murah karena tinggal mendownload dari internet.
Hal ini perlu disosialisasikan kepada orangtua murid ditengah banyaknya keluhan terkait harga buku yang semakin memberatkan. Seperti keluhan orangtua murid yang enggan disebutkan namanya, siswa salah satu SMAN 16 Samarinda. Kepada Tribun ia mengaku terkejut dengan list uang buku total sebesar Rp 897 ribu. Bahkan, ia mengaku terkejut dengan adanya uang Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) sebesar Rp 125 ribu perbulan.
"Saya memang tidak bisa ikut rapat komite kemarin karena rumah dikabarkan kebakaran. Waktu adek saya pulang bawa list, lho kok masih ada SPP. Tak ubahnya SPP saya dulu selama masih sekolah, sama saja, bayar perbulan untuk 1 tahun. Dan uang bukunya terasa memberatkan karena yang mau mau kami biayai bukan hanya dia. Tolong pemerintah mencari solusi lain meringankan biaya - biaya ini," katanya.
Menanggapi hal ini, Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail mengakui bahwa kasus seperti ini banyak terjadi dengan berbagai modus sekolah untuk mendapatkan keuntungan dari menjual buku.
"Sebenarnya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menebus hak paten buku penerbit dengan menerbitkan BSE. Tapi BSE tidak familiar di kalangan orangtua. Tidak semua orangtua tahu. Seharusnya, kalau ketua komite itu bagus, momentum ketua komite sekolah yang mendampingi sekolah dan menjadi keterwakilan orangtua harus turut aktif mensosialisasikan. Dan untuk orangtua yang akses internetnya tidak paham dan sebagainya, bisa mengkomunikasikan bahwa buku (materi pelajaran) bisa di copy dari BSE. Sekolah tidak bisa menjual buku, jadi ada kekuatan di luar pemerintah," katanya.
Editor: Hendra Gunawan | Sumber: Tribun Kaltim
Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/07/22/pakai-buku-sekolah-elektronik-tak-perlu-pungutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar