KEBUMEN
(www.beritakebumen.info ) - Program Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang diluncurkan
Pemerintah pusat beberapa tahun lalu kini makin dilupakan. Sampai tahun ajaran
2012/2013 sangat jarang sekolah di Kebumen yang melaksanakan program tersebut.
" Kendati peran buku pelajaran sangat penting dalam proses belajar
mengajar, namun BSE kini tak lagi ada gaungnya dan sepi peminat. Padahal tujuan
program BSE sangat mulia, untuk meringankan masyarakat dalam pengadaan buku
pelajaran," beber Ketua Forum Pemerhati Anak Indonesia (FPAI) Kebumen, Drs
Agus Purwanto, di Gombong, Senin (30/7).
Hal itu sangat disayangkan FPAI, karena kualitas materi di dalam buku-buku BSE
cukup bagus dan harganya sangat murah, jauh lebih murah dibandingkan buku cetak
biasa.
Salah satu sekolah yang menggunakan BSE sebagai buku pegangan bagi guru dan
siswa adalah SMAN 1 Gombong. Menurut Kepala Sekolahnya, Drs Kunnaji, BSE
digunakan di sekolahnya sejak tahun ajaran 2009/2010 lalu. Untuk pengadaannya
sekolah menganggarkannya dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
kemudian dibelanjakan BSE cetak kepada penerbitnya.
" Kualitasnya sudah teruji oleh Badan Perbukuan Nasional (BPN).Harganya
sangat murah yaitu Rp 14 ribu sampai Rp 18 ribu per buah. Sedang non BSE Rp 80
ribu sampai Rp 125 ribu per buah," jelas Kunnaji.
BSE juga mudah diunduh sendiri melalui internet. Namun SMAN 1 Gombong memilih
membeli buku cetak BSE daripada mengunduh di internet karena kualitas cetaknya
bagus. Penghematan biaya sangatlah berarti karena di SMA seluruhnya ada 16 mata
pelajaran. (Dwi/krjogja)
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar